Saat menonton sinetron-sinetron Indonesia pernahkah anda perhatikan dan cermati benar arah cerita dan tema yang disuguhkan. Kalau ya saya yakin pendapat anda akan sama dengan saya yaitu kebanyakan sinetron Indonesia bertemakan “cinderela story”. Saya sebut demikian karena inti dari ceritanya tidak jauh dari dongeng si upik abu yang biasa kita dengar ketika masih kecil. Kebanyakan sinetron di Indonesia (tidak termasuk sinetron anak-anak dan selain sitkom) berkisah tentang seorang gadis miskin/ gadis desa yang bertemu pria tampan kaya, dan di akhir cerita mereka akan berpacaran, manikah dan hapilly efer after. Percis seperti kisah sinderella, memang ada beberapa sinetron yang bertema lain namun itu hanya sebagian kecil dari jumlah sinetron yang ada.
Televisi merupakan sarana hiburan bagi rakyat kebanyakan seharusnya memberikan pembelajaran bagi penontonnya, bukan menyuguhkan impian tentang si miskin yang akhirnya bertemu sang pangeran. Hal yang diperlukan masyarakat saat ini adalah dorongan dan motivasi untuk dapat survive dalam keadaan yang tidak menentu, bukan impian kosong. Dan televisi terutama sinetron di Indonesia harusnya mampu menanamkan dorongan dan motivasi bagi masyarakat melalui cerita-ceritanya bukan memberi impian.
Saya salut pada salah satu iklan produk minuman energi yang mengusung tema berjuang dalam keterbatasan. Sinetron memiliki durasi yang jauh lebih panjang dari iklan dan memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat, sudah seharusnya mampu memberikan pembelajaran yang baik bagi masyarakat. Kisah-kisah tentang bagaimana bertahan dalam keterbatasan, bagaimana berbahagia dalam kekurangan, dan bagaimana terus berusaha meski taanpa keberuntungan- secara tidak langsung akan memberi motivasi bagi masyarakat untuk tetap berthan.
Mungkin saya salah tapi sepertinya tidak pernah ada sinetron yang menyuguhkan kisah cinta si tukang bakso dengan tukang jamu, kisah cinta pembantu dengan tukang sayur dll. Mereka juga memiliki cinta, dan cerita cinta mereka juga layak untuk dikisahkan. Bagaimana si parmin yang harus mengayuh sepeda untuk bertemu kekasihnya. Atau bagaimana kisah pembantu yang harus curi-curi waktu untuk bertemu sang pacar.
Pada intinya masyarakat memiliki hak untuk mendapat hiburan bermutu dan memiliki nilai pembelajaran yang berguna. Banyak masyarakat belum mampu memilah dan memilih program acara yang bermutu, karena itu seharusnya pertelevisian Indonesia memberikan program-program acara yang bermutu bagi masyarakat.